Pilih Fasttrack, S2 Di Luar Negeri, Atau Langsung Kerja?

Untuk post kali ini agak berbeda dari biasanya. Karena disini penulis akan sedikit berbagi tentang kegalauannya saat ini yang mana mungkin d...

Untuk post kali ini agak berbeda dari biasanya. Karena disini penulis akan sedikit berbagi tentang kegalauannya saat ini yang mana mungkin dapat berguna bagi para pembacanya (jadi ikutan galau) :D

Fase di tahap ini merupakan fase dimana saya harus berpikir cepat. Fase peralihan dari semester 6 ke semester 7 memerlukan keputusan apakah saya akan mendaftar fasttrack atau tidak.

Bagi yang belum tau, fasttrack itu adalah program dimana kita dapat menyelesaikan S1 + S2 dalam waktu 5 tahun. Sederhananya dapat dibilang seperti program akselerasinya SMA. Jadi pada tahun ke empat, mahasiswa akan mengambil sebagian mata kuliah S2 berbarengan dengan mata kuliah S1. Sehingga ketika sudah lulus tahap S1nya, maka mahasiswa hanya perlu mengambil beberapa mata kuliah sisa untuk S2nya di satu tahun berikut.

Disini saya tidak aan berbagi mengenai syarat-syarat program fasttrack maupun prosedurnya. Karena pada dasarnya syarat dan prosedur tersebut akan berbeda di tiap universitas, bahkan untuk universitas yang sama.

Pilihan pertama, fasttrack, ada sesuatu yang menarik jika saya mengambil pilihan ini. Saya bisa cepat mendapatkan gelar S2, dan didanai lagi. Untuk tahun pertama S2nya kita tidak perlu mengeluaran biaya kuliah lagi, cukup tahun berikutnya saja. Dan untuk tahun berikutnya pun masih bisa diatasi dengan beasiswa sehingga kita bisa gratis kuliah S2nya. Namun ada beberapa masalah ketika mengambil fasttrack ini, kita tidak dapat langsung kerja setelah lulus S1, karena kita harus menyelesaikan dulu masa S2 kita. Kemudian bagi saya yang targetnya cukup sampai S2 saja, maka kesempatan untuk melanjutkan S2 di jurusan yang sama pun menjadi tidak berguna lagi.

Pilihan kedua, S2 di Luar Negeri, pilihan ini tentu saja banyak orang yang menginginkan, kita bisa kuliah sekaligus mengenal dunia orang lain. Selain itu tentu saja hal ini dapat menambah pengalaman yang luar biasa pada diri kita sendiri. Bagaimana tidak, kuliah di luar negeri memiliki kebanggaan tersendiri, meskipun mungkin saja peringkatnya masih dibawah ITB, namun yang namanya kuliah di luar negeri itu kita lebih mudah untuk kerja di negara tersebut bukan? Karena target saya sendiri sebenarnya bukan bekerja di Indonesia, melainkan di negara orang. Bukannya bermaksud tidak nasionalis, namun kita tau sendiri bagaimana Indonesia memperlakukan para pekerja di Indonesia. Pekerja di Indonesia kurang di hargai dengan sepantasnya. Namun masalah jika saya mengambil pilihan ini adalah biaya. Memang banyak beasiswa untuk melanjutkan S2 di luar negeri, tapi ada ketakutan pada diri saya sendiri, takut tidak mendapatkan beasiswa tersebut. Darimana saya harus membayar biaya tersebut yang faktanya akan memakan biaya yang sangat banyak. Kenyataannya banyak sekali pendaftar beasiswa, saya merasa saya kurang dapat bersaing dengan mereka, karena beginilah nasib mahasiswa yang tidak ber-IPK cum laude.

Pilihan ketiga, Langsung Kerja, apa yang diharapkan bagi mahasiswa? Kerja bukan? ntah itu kerja dengan orang, atau pun kerja dengan buka usaha sendiri. Intinya melakukan suatu kegiatan yang menghasilkan uang, dan tentu saja pengalaman. Kita bisa cepat bekerja, cepat mendapatan uang. Mungkin cita-cita kebanyakan orang menjadi pengusaha yang katanya sukses. Tapi hal tersebut tidak dapat kita raih tanpa usaha bukan? Pengusaha suskses tidak akan sukses tanpa memiliki modal, ntah itu dari pinjaman, dari orang tua, atau cari sendiri. Disini kita lebih fokusnya pada modal uang, bukan modal pengalaman ya :D . Nah, untuk mendapatkan modal tersebut untuk saya sendiri diperlukan kerja dengan orang lain dulu. Kerja dengan keras, mendapatkan penghasilan, bahkan mendapatkan promosi jabatan agar lebih banyak menghasilkan uang, yang pada akhirnya kita dapat membuka perusahaan sendiri dengan modal, relasi, dan pengalaman yang kita sudah kita miliki. Namun saya merasa tidak cukup jika hanya lulusan S1 di jama sekarang ini. Sudah terlalu banyak lulusan S1 di negeri ini. Tidak seperti jaman dulu yang mana lulusan S1 itu layaknya "emas" yang mahal harganya.

Sebenarnya saya ingin memaparkan lebih jauh lagi, namun berhubung artikel ini sudah cukup panjang (menurut saya), jadi saya sudahi terlebih dahulu. :D

Jika ada saran maupun pertanyaan, silahkan berikan komentar kalian ya teman-teman. :D
PLEASE LIKE OUR FACEBOOK FANPAGE close button

Related

edukasi 4833828910152349725

Post a Comment

To insert image or video : [img]image-link[/img] or [video]video-link[/video]

emo-but-icon

item