Batu Akik Menjadi Trend Pria & Wanita
Batu Akik sebenarnya telah lama menjadi trend di kalangan orang tua. Namun terjadi keunikan akhir-akhir ini, banyak sekali anak muda baik pr...
https://bercampur.blogspot.com/2015/01/batu-akik-menjadi-trend-pria-wanita_9.html
Mangga Dua Square dipadati hingga sekitar 100 ribu pengunjung yang datang ke pameran batu akik. Pameran batu akik tersebut diadakan oleh Indonesia Gemstone, komunitas pencinta batu akik sekaligus media yang selama ini rajin mensosialisasikan berbagai macam batu polesan khas Indonesia.
Pameran batu akik itu diisi sekitar 170 pedagang batu dari seluruh Indonesia. Peredaran uang hari itu mencapai jumlah hingga Rp 70 miliar.
"Jumlah ini melebihi target kami, yang hanya kami patok sampai Rp 60 miliar," Kata Suwandi Gazali, Ketua Panitia sekaligus Penyelenggara Pameran Batu Mulia Khas Nusantara, dari Indonesia Gemstone, saat diwawancara di kantornya, Ruko Pandu Raya, Bogor.
Penggemar batu akik umumnya lebih banyak laki-laki. "Lebih dari 50 persen pengguna batu akik adalah laki-laki, dan saat ini fenomena yang muncul batu akik tak lagi disukai oleh pria dewasa yang sudah menikah atau sudah bekerja, tapi juga remaja," ujar Suwandi.
Laki-laki kebanyakan menjadikan batu akik sebagai batu cincin atau kalung. Namun kebanyakan perempuan memanfaatkan batu untuk diikat menjadi satu paket gelang, kalung, anting dan cincin. Tidak hanya itu, banyak juga yang menggunakan batu sebagai bros yang disematkan di baju atau jilbab. Jenis batu yang digunakan sebagai perhiasan perempuan pada umumnya adalah batu alam jenis Agate dengan warna cenderung merah.
Batuan alam khas Indonesia yang saat ini sedang menjadi tren adalah batu Bacan dan jenis batu-batuan berwarna hijau. Menurut perancang sekaligus seniman perhiasan Rosalyn Citta, warna-warna anomali dan cemerlang seperti hijau kebiru-biruan juga banyak digemari perempuan untuk dipadukan dengan kebaya. Biasanya perempuan biasanya lebih menyukai bentuk oval atau kelopak bunga, dengan tingkat oval yang tipis.
Penggemar laki-laki biasanya lebih menyukai proses kristalisasi batu, sedangkan penggemar perempuan lebih menyukai motif dan warna alami yang terbentuk dengan sendirinya.