Video Kampanye Berbaju NAZI Dhani Dikecam
Kritikan soal video kampanye yang dibuat untuk Prabowo-Hatta oleh Ahmad Dhani menuai banyak kecaman.Video yang menggunakan lagu Will We Rock...
https://bercampur.blogspot.com/2014/06/video-kampanye-berbaju-nazi-dhani_25.html
Pemberitaan video klip buatan Ahmad Dhani untuk Prabowo-Hatta tersebut menjadi headline di media-media internasional, khususnya media Jerman. Hal tersebut ramai diberitakan karena Atribut NAZI yang Dhani kenakan didalam video klip tersebut.
Memang pada kenyataannya video yang dibuat oleh Ahmad Dhani tersebut bukanlah arahan dari Tim Prabowo-Hatta, namun tindakan Ahmad Dhani yang memutusan secara sepihak ini tentu saja merusak nama baik pasangan Capres dan Cawapres tersebut. Apalagi dimasa-masa kritis ini, kesalahan sekecil apapun akan dimanfaatkan oleh pihak lawan.
Meskipun pada akhirnya video yang terlanjur telah diunggahnya tersebut dicabut dari akunnya atas arahan Tim Prabowo-Hatta secara langsung.
Dalam video yang dikecam oleh banyak pihak tersebut, Ahmad Dhani tidak hanya mengunggah karya buatannya yang sebenarnya tak mendapatkan izin dari Queen soal lagunya tersebut, namun ia juga menggunakan pakaian yang pernah digunakan oleh Heinrich Himmler
Ahmad Dhani sendiri mengakui soal lagu Will We Rock You yang ia pakai dalam video klip tersebut tidak mendapatkan izin. Namun ia menegaskan oleh karena itu video klip tersebut tidak ia pakai secara komersil, hanya sekedar diunggah ke Youtube saja.
Heinrich Luitpold Himmler adalah putra kedua dari kepala sekolah Katholik Roma yang saleh Gebhard Himmler. Menerima pendidikan dasar di Landshut, Himmler menjabat sebagai kadet perwira di Resimen Bavaria XI di akhir PD I, walau dirinya tidak pernah aktif berdinas.
Himmler pernah menjadi manusia yang paling ditakuti di kelompok Nazi Jerman dan Eropa saat perang dunia kedua mulai dengan jawaban sebagai ketua Schutzstaffel (SS).
Tugas yang diemban Himmler menjaga keamanan internal dan mengorganisir Final Solution Holocaust, di mana 11 juta manusia, termasuk anak2, orang cacat, orang tua, dibunuh karena beda kepercayaan, ras, dan visi.